Selasa, 27 November 2012

Wisata Kota "Hongkong dan Macau" Part 1

Kalau bicara tentang destinasi wisata pantai atau gunung memang Indonesia tetap yang paling top menurut saya, tapi pernah nggak sih mendengar "Wisata Kota"? Ya kalau belum pernah mendengar mari saya kenalkan, jadi wisata kota ini adalah mengunjungi destinasi wisata yaitu Kota. Jadi misal kalau di Indonesia ya wisata kota-nya itu ya Jakarta, Surabaya, ya yang kota-kota gede lah. Nah untuk masalah wisata perkotaan ini memang tidak menjadi andalan di Indonesia, beda segmentasi. Oleh karenanya salah satu tujuan saya traveling ke hongkong dan macau ini untuk berwisata kota.

Ini merupakan solo trip saya ke luar negeri. Berangkat dari Medan (20 Februari 2011) dengan tiket promo Air Asia Rp 0, kebetulan dapat tiket promo gara-gara AA lagi buka rute baru Medan - Hongkong. Tentu tak boleh di sia-siakan dong. Sebenarnya sih rencana awalnya mau berangkat berdua sama temen namun berhubung temen saya ini kehilangan dompetnya sewaktu di Penang (tulisan sebelumnya) jadilah temen saya ini memutuskan membatalkan rencananya ke hongkong dan macau dan tersisalah saya seorang diri. 

Pesawat berangkat dari bandara Polonia Medan pukul 13.00 WIB, dan kemudian sampai di Hongkong International Airport (HKIA) pukul 19.00 waktu setempat. Berhubung hari sudah gelap dan sama sekali ngeblank tentang hongkong karena baru pertama kali dan sendiri lagi, walaupun sebelumnya sudah riset tentang itenary dan macam-macamnya tetap saja realitas di lapangan bisa berbeda 180 derajat , ya walaupun setidaknya dengan bekal riset bisa meminimal ketidaktahuan kita. Malam ini saya putuskan untuk menginap di airport saja, sengaja saya nggak keluar international area dan belum mengurus imigrasi. Kalau pernah nonton film "The Terminal", Nah itu yang saya lakukan untuk malam itu yaitu tidur di kawasan internasional sebelum pengecekan imigrasi. HKIA ini luas jadi ya sembari menunggu ngantuk saya jalan berkeliling. Disini banyak yang jual makanan, restoran-restoran jadi aman kalau mau makan. Berhubung saya juga belum ada duit dollar hongkong. Saya akhirnya mengambil dari atm yang ada di kawasan ini menggunakan kartu debit mandiri. Sebagai jaga-jaga langsung ngambil banyak aja HKD 1000, soalnya kena potongannya kan lumayan Rp 25.000 jadi kalau mau ngambil duit sekalian yang banyak saja.

Hongkong International Airport (HKIA)
Setelah berkeliling saya menemukan pojokan yang pas, ada kursi panjang, tempat nyargher hp, okelah segera diklaim menjadi daerah kekuasaan. Letakan tas, hp di charge, menghabiskan waktu dengan browsing-browsing info-info tentang hongkong. Di tempat ini ternyata yang menginap tidak saya sendiri, banyak orang lain dan kebanyakan traveler macam saya ini ternyata. Sempat ngobrol juga, Ehh.. dikiranya saya orang Philipina, whahaha mirip-mirip sih tapi beda. 

Pukul 05.00 pagi saya putuskan untuk keluar dari bandara. Untuk menuju imigrasi saya sengaja ikut rombongan penumpang pesawat yang baru turun dan menuju imigrasi, ya biar membaur gitu kelihatannya padahal juga nggak tahu pesawat tadi darimana. Cek mengecek pasport dan terstempel sudah paspor saya oleh imigrasi hongkong, untuk keimigrasian memang kita udah nggak perlu pakai visa-visaan lagi cukup modal paspor aja. Begitu pula untuk ke macau dan schenzen, walaupun sebenarnya ini termasuk wilayahnya China tapi khusus tiga kota itu nggak perlu ngurus visa lagi. Kita butuh visa baru kalau mau ke china daratan seperti bejing, shanghai dan lain-lain. Pas keluar dari imigrasi saya baru sadar ternyata bagasi para penumpang pesawat itu ngambilnya setelah ngurus keimigrasian, beruntung saya cuma bawa satu backpack yang bisa masuk kabin jadi nggak ada bagasi. Kalau ada bagasi kan susah nginep di kawasan internasional tadi, bisa juga sih tapi nanti ngurus bagasinya di custom, tapi ya sedikit ribetlah.

Keluar dari bandara saya segera menuju loket bus untuk menuju ke kota. Sebenarnya ada pilihan kereta juga sih, tapi saya lebih memilih bus karena harganya yang lebih murah. Saya beli ke arah Hong Nam, karena harganya paling murah diantara semuanya yaitu HKD 33, lagian semua kota-kota yang ada di list belum pernah kesana semuanya. Yang saya pikirkan adalah ke stasiun MRT terdekat karena menggunakan MRT itu lebih mudah untuk membaca peta kota daripada menggunakan bus. Berhubung busnya tingkat jadi langsung ngembil yang di tingkat dua dan duduk paling depan, sekalian ngelihat pemandangan dong. 10 menit - 15 menit dan zzzz zzz...Tiba-tiba mas-mas kondektur bus nepuk-nepuk pundak, ternyata udah sampai di pemberhentian terakhir bus. Nah lo, dimana gue sekarang? clueless banget lah, intinya sih di Hong Nam, tapi sebelah mananya? segera saja tanya orang yang sedang lewat dimana stasiun MRT terdekat. Memang sistem transportasi di hongkong sudah bagus sih ya, jadi terminal akhir tempat saya berhenti tadi memang dekat dengan stasiun MRT Hong Nam juga, dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja. Segera saja meluncur ke stasiun MRT tersebut, kalau sudah di MRT berasa tenang deh karena saya sudah print rute dan peta MRT itu sebelumnya.

Jalanan masih sepi di pagi hari
Sampai di stasiun saya langsung beli kartu MRT yang namanya Octopus, nah untuk kartu ini emang ada dua pilihan yaitu khusus wisata atau buat warga sehari-hari. Saya belinya sih yang untuk warga, harganya HKD 150, nggak ditanyain apa-apa sih cuma bilang mau beli octopus terus saya kasih duit cash HKD 150 langsung aja dikasih kartu itu. Sebelumnya sih emang udah browsing mengenai harganya. Oke, octopus udah di tangan saatnya memulai penjelajahan. Tujuan pertama saya adalah Tsim Sha Tsui, disana ada avenue of star dan dekat lagi dengan penyeberangan ke Macau, jadi ya sekalian aja maksud saya. Tak lupa saya beli Sim Card buat telepon seharga HKD 88 di seven eleven, saya beli sim card karena emang butuh buat menghubungi host saya yang ada di macau.


 

Avenue of Star, Tsim Sha Tsui

Turunlah saya di stasiun MRT Tsin Sha Tsui East dari Hing Nam tadi, berkeliling menyusuri jalanan Tsin Sha Tsui. Memang hongkong ini mirip yang di film-film silat jackie chan atau jet lee itu. Gedung-gedung pencakar langit dimana-mana. Pagi itu kabut cukup tebal dengan suhu udara yang cukup dingin yaitu kurang dari 15 derajat celcius. Ya untuk orang troopis yang biasa berpanas ria, cuaca segitu cukup dingin juga apalagi masih siang hari. Saya berjalan kaki menuju ke Avenue of Star, yaitu daerah bintang film lah istilahnya, dimana disana ada jejak-jejak kaki pemain film ternama. Yang saya kenal ya jet lee, padahal cukup banyak disana tapi nggak ada yang familiar. Sembari jalan-jalan ternyata disana ada spot tourist information ceter-nya. Kebetulan sekali, sekalian saja saya ambil beberapa tourism map yang ada disana, lumayan buat bekal perjalanan berkeliling hongkong. Jadi daripada nggak tahu harus kemana, ya saya ikutin apa saja yang ada di tourism map tersebut.

Tsim Sha Tsui Area

Tsim Sha Tsui
Puas menyusuri daerah Tsim Sha Tsui, saya kemudian menuju pelabuhan ferry yang letaknya tak jauh juga dari situ. Saat itu masih pukul 11.00 pagi. Tapi ya nggak masalah lah, hari ini memang malamnya saya berencana nginep di macau baru kemudian besoknya nginep di hongkong-nya. Ada banyak jadwal perjalanan ferry dari hongkong ke macau ini, hampir tiap jam sepertinya. Harganya HKD 134, ya sekitar Rp 150.000 dan semakin malam jadwal ferrynya harganya semakin mahal. Perjalanan dengan ferry ini memakan waktu 1 - 1,5 jam. Sampailah saya di pelabuhan macau pukul 12.15. Oh ya, untuk menuju macau kita harus berurusan dengan imigrasi lagi. Walaupun sama-sama daerahnya China tapi punya otoritas masing-masing.

Ferry Hongkong - Macau
Nah, dari pelabuhan untuk menuju ke kota bisa menggunakan bus. Tapi pas saya browsing-browsing ada trik supaya bisa ke kota tanpa naik bus dan gratisan yaitu naik mobil free shuttle, mobil ini biasanya untuk tamu hotel dan casino yang ada disana. Terus bagaimana kalau kita bukan tamu hotel disana? Tenang, cukup modal tampang kaya saja dan bertingkah laku berlagak tamu hotel, nggak usah banyak tanya langsung naik free shuttle-nya aja. Yang saya naiki adalah free shuttle menuju hotel Grand Lisboa, yaitu hotel dan casino terbesar di macau. Ada juga hotel wynn dan hotel-hotel lain. Tapi saya yang Grand Lisboa saja ah, sekalian. Nah dengan mobil ini ternyata saya langsung menuju kota tepat di Grand Lisboa itu berada dan diturunkan tepat di pintu hotelnya. Berhubung saya hanya tamu pura-pura saja, jadi ya setelah turun dari mobil bukannya masuk hotel tapi malah keluar ke parkiran. Masa bodoh dilihatin satpam hotelnya, yang penting gratisan. hehehehe

Free Shuttle menuju kota
Wisata di macau ini penuh dengan hedonisme, tak salah kota ini dijuluki Las Vegas-nya asia. Berpuluh-puluh casino ada disini, yang paling gede sih Grand Lisboa, biasanya casino ini menyatu dengan hotel jadi misal Hotel Wynn dia punya casino sendiri, juga hotel-hotel lainnya.Tentunya tak lupa saya juga masuk ke casino yang ada disana, beberapa saya masuki dan yang paling gede itu Grand Lisboa, di dalam casino ada larangan nggak boleh ngambil foto. Tapi ya curi-curi dikit pake kamera hape akhirnya bisa juga dapat foto pas lagi di dalam. Di Grand Lisboa ini casinonya bertingkat-tingkat jadi tiap tingkat penuh dengan permainan judi. Ya mirip-mirip ama yang di film "God of Gambler" secara shootingnya juga disini..heuheu

 


Setelah berjam-jam keliling casino saatnya mencari udara segar, saya menuju Senado Square, ini adalah salah satu tujuan wisata di macau juga. Di senado square kita bisa lihat sisa kejayaan portugis. Disana ada Ruins St. Paul's, S Dominggo Church dan sebagainya. Kawasan ini ramai penuh dengan wisatawan, hilir mudik kesana kemari. Saya ambil tempat dipojokan, ada kursi yang kosong, lumayan istirahat bentar sembari melihat lalu lalang orang-orang yang lewat. Ngelihat orang lewat bikin lapar ternyata, ya udah deh cari restoran terdekat. Mau makan di McD atau KFC tapi kok terlalu mainstream ya. Baiklah, biar nggak mainstream saya coba restoran yang tampak chinese banget. Dan pas dikasih menu, Ohhh Nasdeemn...!!! menunya huruf china semua, waduh mau keluar udah nggak enak, ya udah deh, Ini mas saya asal tunjuk aja, Bismillah semoga bukan babi, tapi kalau babi semoga saya nggak tahu. Dan datanglah makanan yang saya pesan tadi, nggak tahu itu namanya apa, bahan-bahannya apa, pokoknya nggak tahu dan nggak mau tahu..

Entah apa nama makanan ini

Senado Square

Ruin's St Paul
Di macau saya menggunakan jaringan silaturahmi couchsurfing.org untuk mendapatkan tempat inapan. Lumayanlah bisa ngesave budget hotel dan bisa mengenal lebih dekat tentang kebudayaan dan kehidupan warga setempat. Saya janjian ketemuan sama host saya di Senado Square yang awalnya jam 20.00 tapi tiba-tiba dia meng-sms saya kalau masih bekerja dan baru bisa ketemu pukul 22.00. Ya nggak papalah, udah diberi tumpangan gratis ini, terima apa adanya. Alhasil, sembari menunggu waktu saya kembali ke Grand Lisboa saja menikmati casino malam-malam. Dan gemerlap duniawi memang tampak jelas disini, dimana-mana keglamouran yang saya lihat, lampu-lampu nyalanya berpijar-pijar, air mancur dengan sorotan cahaya lampu menambah gemerlap suasana malam.


Grand Lisboa Casino
Akhirnya setelah menunggu tidak berapa lama saya ketemu dengan host saya di daerah Senado Square, kemudian diajaklah saya ke apartemenya. Nggak jauh juga sih, bisa ditempuh dengan jalan kaki. Host saya ini seorang wanita paruh baya, mungkin berusia 30an dan setelah ngobrol kesana kemari saya baru tahu kalau ternyata host saya ini bekerja di casino. Di Grand Lisboa yang saya datangi tadi, mungkin saja tadi ketemu tapi kan belum kenal..hehehe. Akhirnya setelah sampai di apartemennya, saya bisa mandi juga. Hampir dua hari nggak mandi saya, sejak berangkat dari medan baru mandi di macau. Sebagai backpacker ya wajarlah, walau airnya dingin menusuk tulang tapi segarnya minta ampun.

Sembari menonton TV kita saling ngobrol tentang macam-macam, mulai pekerjaan di casino, CS di macau, wisata-wisata disana, dan lain-lain. Berhubung waktu sudah larut malam dan badan juga sudah capek akhirnya ngobrolnya dilanjutkan besok, Saatnya tidur...!!!

Ceritanya bersambung ke part 2

Selasa, 20 November 2012

Liburan Ke Pulau Penang

Kamis, 17 Februari 2011 

Sore yang melelahkan, setelah berkejar-kejaran dengan jadwal pesawat dari KLCC menuju Penang karena keasyikan di petrosains, namun beruntung bagi kami karena pesawat tersebut masih dapat terkejar, hampir saja harus merubah itenary perjalanan menggunakan jalur darat jika gagal atau terlambat naik pesawat. Sekitar pukul 18.00 pesawat kami mendarat di bandara penang, Bandaranya cukup kecil untuk kaliber internasional. Matahari juga masih nampak terang, di penang maupun malaysia menggunakan daylight saving sehingga matahari baru terbenam sekitar pukul 19.00. 

Dari bandara langsung menuju keluar tanpa melalui imigrasi soalnya pesawat kita dari Kuala Lumpur jadi termasuk penerbangan domestik. Sampai di depan bandara kita coba mencari tourist information center dulu, siapa tahu ada informasi-informasi yang berguna nantinya. Dan disana kita dapat penang tourism map yang menjadi panduan kita untuk menyusuri pulau penang. Keluar dari bandara tidak sulit untuk menemukan bus menuju george town, bisa tanya ke information center atau orang yang lewat, rata-rata mereka bisa bahasa inggris atau melayu.


(a) peta yang didapat di bandara (b) suasana bus sore hari

Bus dari Bandara menuju george town seharga Rm 2.7. Di sepanjang jalan bus ini cukup ramai penumpang , dimana kebanyakan penumpangnya adalah orang-orang yang baru balik dari kantor. Seiring tenggelamnya matahari, sampailah kita di terminal bus george town. Disini ada bus yang free untuk keliling kota, kita coba untuk menaiki free bus ini dan melihat rutenya melalui gps yang ada di hp. Jadi kita naik free bus dari terminal awal sampai terminal akhir, ya mumpung gratisan, setelah sampai di terminal terakhir lupa apa namanya kita istirahat untuk makan malam di dekat terminal bus tersebut. Selesai makan malam lalu kembali ke terminal terakhir free bus tadi dan naik lagi kembali ke terminal george town dengan bus yang sama. Sekedar info aja, free bus ini memang disediakan untuk keperluan wisata. Jadi kita dapat keliling dengan bus  di area goerge town secara gratis. 

Kamar Hotel
Untuk penginapan kita sudah mempersiapkan sebelumnya dengan melakukan booking hotel melalui agoda.com di area george town dengan harga Rp 200.000 untuk double room. Nah untuk menuju hotel , kita mengandalkan gps di hp, dimana kita lihat pada perjalanan free bus . Dan saat bus melewati jalan terdekat dengan lokasi hotel kami, kemudian kami berhenti di halte terdekat kemudian menuju hotel dengan berjalan kaki sembari menikmati suasana malam di George Town.


Jumat, 18 Februari 2011
Pagi hari sekitar pukul 08.00 kita turun dari kamar dan menuju ruang breakfeast, jadi hotel yang kami pesan sudah include breakfast ceritanya, ya walaupun cuma roti selai tapi lumayanlah buat ganjal perut di pagi hari. Tak ingin menghabiskan banyak waktu di hotel, kita segera melangkahkan kaki keluar untuk mencari persewaan sepeda motor terdekat. Kebetulan di Penang cukup banyak yang menyewakan sepeda motor jadi tinggal pilih saja. Kami mendapatkan sepeda motor yang pakai gigi kopling dengan harga Rm 25, disana harga sepeda motor yang automatic lebih mahal. Untuk masalah SIM dan STNK jangan khawatir, di SIM kita (SIM A atau SIM C) beruntung ada tulisannya driver license jadi tinggal tunjukin aja ke rental motornya SIM kita, kan mereka juga nggak tahu yang SIM A buat mobil atau SIM C buat motor yang penting ada tulisan driver license itu yang penting. Sedang untuk STNK tidak seperti di kita yang ada suratnya tersendiri, disana STNK ini biasanya nempel di dalam jok sepeda motor.

 Komtar Area

 Suasana jalanan yang tampak lengang



 George Town

Fort Cornwallis
Berbecak Ria di George Town
Dengan sepeda motor inilah kita susuri tourism map yang kita dapat di bandara kemarin, semua yang ada tanda bintangnya (tempat wisata) kita datangi. Jadi kalau george town ini semacam kota tua gitu, titik-titik penting yang dikunjungi ya seperti city hall, menara jam, dan bangunan-bangunan peninggalan kolonial lainnya. Jadi disini itu tempatnya cukup bagus untuk melihat bangunan dan peninggalan - peninggala masa - masa kolonialisme. Bangunan -bangunan khas eropa yang gagah dan mewah yang terkesan akan kuat dan kokohnya.


Disana ada juga becak ternyata, dan tampak banyak wisatawan yang menggunakan jasa becak ini. Tapi berhubung kita sudah ada motor, jadi ya nggak perlu lagi menggunakan becak. Ini buat orang - orang yang berkeliling George Town tapi nggak ada kendaraan maka becak menjadi salah satu alternatif yang menarik untuk dicoba. Dan karena Penang ini sebenarnya kan kota kecil saja, jadi tampak rapi terutama di kawasan george town-nya ini. Dan memang kalau diperhatikan, kawasan ini diperuntukan khusus untuk daerah wisata sih sepertinya.

Puas mengelilingi George Town dan waktu masih menunjukan pukul 11.00 siang, akhirnya kita putuskan untuk berkeliling pulau penang. Awalnya kita menuju Batu Ferighi terus lanjut susur pantai menuju balik pulau dan kembali berputar ke arah Komtar dan tak lupa kita singgahi tempat-tempat wisata yang ada di sepanjang jalan, ya nggak masuk juga sih cuma foto-foto di depan.

Menjelang sore kita pergi ke temple terbesar di Penang yaitu Kek Lok Si, awalnya kita mau ke bukit bendera dulu tapi apa mau dikata, bukit benderanya lagi under maintenance, jadi aja deh kita gagal menuju bukit bendera ini. Ya sudah akhirnya kita langsung menuju Kek Lok Si ini untuk menuju temple ini susah-susah gampang, berhubung kita pakai sepeda motor ya petunjuk utama kita ada di plang-plang jalan raya. Dan ini cukup membantu kok, walaupun sedikit tersasar dan akhirnya bertanya pada orang juga kuil Kek Lok Si ini berhasil kita temukan.

Pemandangan Sewaktu mencari kuil Kek Lok Si

Ternyata di dalam kuil itu disediakan makanan, wah pas banget nih belum makan dari pagi soalnya. Sarapan juga cuma selai roti dari hotel yang nggak mengenyangkan sama sekali. Jadi kesempatan ini tidak boleh disia-siakan. Oh ya tenang aja mengenai makanan di kuil ini soalnya makanannya vegetarian jadi nggak ada daging babi atau sejenisnya, aman di konsumsi buat yang muslim. Kita berkeliling kuil yang cukup besar ini hingga matahari menjelang terbenam. Berikut foto - foto di Kek Lok Si temple






Pemandangan dari Kuil Kek Lok Si

Dan saat matahari sudah berubah menjadi mega merah, kita putuskan untuk kembali ke kota, ke daerah George Town. Saatnya menikmati kuliner disana, kita coba masakan kari-kari India yang bumbunya wah banget lah penuh rempah-rempah.

Ini dia masakan khas India di pulau pieang

Naas bagi teman saya karena sepulang dari makan dia sadar kalau dompet di sakunya telah raib, beruntung pasport tidak diletakan di dompet jadi masih sedikit aman tapi kan di dompet ada kartu-kartu macam ktp, sim, bank-bank yang lumayan malas juga harus ngurus kembali satu persatu. 

Setelah kita mencari-cari sepanjang jalan siapa tahu terjatuh mulai dari tempat makan hingga tempat kita rental motor, siapa tahu tertinggal disana. Ternyata hasilnya nihil, jadi ya terpaksa di ikhlaskan saja. Dan ini malam terakhir kita di Penang, besok flight menuju medan sekedar transit untuk destinasi selanjutnya yaitu Hongkong.

Pengeluaran selama di Penang :

Kamis, 17 Februari 2011
Bus Bandara ke George Town = Rm 2,7
Makan malam = Rm 5
Subtotal = Rm 7,7

Jumat, 18 Februari 2011
Sewa Motor = Rm 25 (12,5/orang)
Bensin = Rm 4 (2/orang)
Makan siang = Rm 4,9
Starbuck coffee = Rm 6,9
Makan malam = Rm 7,8
Subtotal = Rm 33,5

Sabtu, 19 Februari 2011
Taxi George Town ke Bandara = Rm 35 (17,5/org)
Subtotal = Rm 17,5

Total pengeluaran selama di Penang Rm 58,7. Dengan kurs Rm 1 = Rp 3.000 maka selama 3 hari dua malam di penang menghabiskan budget sebesar Rp 176.100 ditambah penginapan di hotel dua malam Rp 200.000/orang maka total budget berkeliling pulau penang Rp 376.100

Selasa, 16 Oktober 2012

Berkelana di Kuala Lumpur - Malaysia


Perjalanan ke Malaysia dimulai dari Johor Baru, setelah selesai mengurus imigrasi kemudian kami menuju terminal bis di Johor Baru. Bus sudah kami pesan by online yaitu berangkat ke Malaysia jam 10.30 Malam dengan tujuan terminal bukit Jalil. Sampailah kami di terminal bus johor baru, suasananya mirip di Indonesia ada yang nawar-nawarin bus (semacam calo) tapi kami sudah mengantongi tiket bus jadi tak kami hiraukan orang-orang tersebut. Adapun harga tiket bus tersebut sekitar RM 27 dimana RM 1 setara Rp 3.000an. 

Lima jam kami tempuh dari Johor menuju Kuala Lumpur, pukul 05.00 sampailah kami di stadion bukit jalil tempat pemberhentian terakhir bis ini. Segera saja kami menuju lokasi MRT bukit jalil yang berada tak jauh dari situ. Stasiun tersebut mulai beroperasi pada pukul 06.00 pagi jadi sembari menunggu kami sholat shubuh dan beristirahat di masjid di area stasiun MRT tersebut. Untuk di malaysia kami tidak membeli kartu MRT karena jangkauan MRTnya tidak menyeluruh seperti di Singapore, jadi kami beli tiket tiap akan naik dimana harga tiketnya bervariasi RM 1 - 3 tergantung jauh dekatnya tujuan.

Suasana Pagi Hari Di Stasiun Bukit Jalil

Dari stasiun bukit jalil tersebut kami menuju Chan Sow Ein, di daerah sana kami akan menginap di Malaysia yaitu di salah satu anggota CS (Couchsurfer) yang umurnya sekitar 50an tahun, cukup tua namun masih energik untuk bertraveling ria. Senang bisa berbagi cerita tentang traveling dengan beliau. Kami menginap di rumah beliau selama dua malam. Hebatnya menggunakan Jaringan Silaturahim selain kita bisa berhemat akomodasi tempat (hostel) kita juga bisa lebih mengenal kebudayaan masyarakat tempat kita traveling dan tentu saja banyak info yang bisa kita ketahui secara mendalam tentang kawasan tersebut jauh lebih valid daripada kita menggunakan penelusuran info ala google.

Selasa 15 Februari 2011

Siang itu, sekitar pukul 11.30 segera kami berpamitan kepada host kami untuk segera menjelajah kota Kuala Lumpur, Dari rumah beliau menuju pemberhentian bis memang dekat namun sayangnya bis yang kami cari untuk menuju KL Sentral sungguh lama akhirnya kami memutuskan naik taxi saja, secara kalau taxi dibayar patungan juga tidak begitu mahal. Tujuan pertama kami adalah KL Sentral dimana banyak hal yang bisa dimulai dari sana.

Kami putuskan untuk mengunjungi Genting Theme Park, ya seperti dufannya Indonesia lah. Dari KL Sentral kami membeli paket ke Genting seharga Rm 47 yang termasuk bis ke genting pp, sama cable car dan tiket masuk wahana outdoor. Sedihnya wahana outdoor yaitu tidak bisa digunakan saat hujan makanyadi paket tertsebut ada pilihan jika kondisi hujan maka tiket masuk outdoor park diganti makan di restoran yang cukup mahal.

Selelsai berencana tentang Genting, kami segera menuju KLCC dimana ada menara petronas disana, dengan sekali LRT kita sudah sampai di menara yang menjadi icon kebanggaan Malaysia ini. 

Menara Kembar Petronas

Puas berfoto-foto ria di petronas kami menuju KL Tower, pucuk menara ini kelihatan jelas dari petronas jadi kami memutuskan berjalan kaki saja menuju KL Tower, namun cukup jauh juga ternyata untuk menuju kesana apalagi jalannya nanjak segala ditambah teriknya matahari siang itu. Segelas Es sangat kami butuhkan saat itu. Sebenarnya KL Tower ini biasa aja, ya mirip-mirip Monaslah kalau di Indonesia.

KL Tower


Di KL Tower kami menghilangkan penat untuk sejenak dengan berleyeh-leyeh bahkan sampai ketiduran. Ada kiranya sampai dua jam di area KL Tower ini menghindari teriknya matahari siang itu.


Saat matahari mulai condong ke barat, saatnya melanjutkan perjalanan kembali. Segera kita turun ke bawah menuju halte bus, dari san kita kemudian menuju Bukit Bintang, terus ke Kampung Arab untuk makan, sekali porsi makan sekitar Rm 7-8. Hujan deras mengiringi perjalanan kita sore itu.

Saat senja mulai datang kami menuju kawasan Masjid Jamee' untuk sholat maghrib sembari melepas lelah. elesai sholat Maghrib sekalian isya di sana kita menuju Chiona Town untuk sekedar Jalan-jalan malam. Dan saat waktu menunjukan sekitar pukul 21.00 kami kembali pulang ke rumah host kami. Selesailah petualangan hari itu.

Rabu, 16 Februari 2011
Hari ini waktunya bersenang-senang, yaitu menikmati Theme Park terbesar di Malaysia "Genting". Kami sampai di KL Sentral sekitar jam 09.00 pagi dari rumah Host-ku, KL Sentral ini menurutku emang bener-bener sesuai namanya (Sentral), mau kemana aja di Kuala Lumpur ini meeting pointnya disana mulai petronas, malaysia tower dan genting theme park, bahkan juga kalau kalian mau ke Thailand bisa lewat KL Sentral pakai kereta. Mungkin suatu saat nan Stasiun Gambir di Jakarta bisa juga seperti KL Sentral ini, sejauh ini saat saya perhatikan kalau dari Gambir (Jakarta) mau ke Ancol, Taman Mini, Ragunan, Lubang Buaya, dll nggak ada fasilitas transportasi yang mudah dan efektif padahal potensi wisata di Jakarta tidak kalah menarik dari Kuala Lumpur ini.

Pada jam 11.00 berangkatlah kita dari KL Sentral menuju Genting Theme Park perjalanan ditempuh sekitar 2 jam-an sampai dengan pukul 13.00. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan kereta gantung, adapun tiket naik kereta gantungnya sudah satu paket sama tiket genting theme park tadi.

Cable Car di Genting Theme Park

Wahana Halilintar di Tengah Kabut

Yang menarik dari genting theme park ini akan tutup jika cuaca hujan, dan semua permainan disana tidak bisa digunakan. Oleh karenanya butuh sedikit keberuntungan, dan Alhamdulillah pas kita disana cuaca cukup cerah walaupun agak mendung sedikit. Namun pihak theme parknya memberi pilihan kepada kita seumpama cuaca buruk dan taman bermainnya nggak bisa digunakan maka akan diganti dengan voucher makan di sebuah restoran mewah. Selain itu sebenarnya ada juga yang aman dari pengaruh cuaca yaitu indoor theme park, sayangnya harganya lebih mahal daripada harga outdoor theme park.

Tanpa basa basi lagi seluruh permainan kita cobain mulai dari yang paling ekstrem seperti halilintar, Go kart, Rooler Coaster, hingga kelas permainan family seperti kora-kora, spinner dan sebagainya, pokoknya kita nggak mau rugi, harus nyobain semua wahana yang ada disana. Ada satu wahana, baru sih sepertinya namanya Flying Coaster untuk naik ini dikenakan biaya tambahan sebesar Rm 10, menurut saya Flying Coaster inilah wahana paling ekstreme diantara semua wahana yang ada di Genting Theme Park ini.

Tak terasa waktu sudah jam 19.00 akhirnya kita segera kembali ke bawah dan dilanjutkan perjalanan kembali ke KL Sentral, perlu diketahui bahwa di Malaysia menggunakan saving one hour time sehingga matahari tenggelamnya sekitar jam 18.00 - 18. 30. Samapi di KL Sentral sekitar jam 20.30 kemudian kita pergi kembali ke petronas tower untuk menikmati pemandangan malam hari di menara kembar petronas tersebut. Hingga waktu menunjukan pukul 23.00 kemudian menggunakan Taxi untuk kembali ke rumah Host kita di Chan Sow In. Hari yang cukup melelahkan tapi menyenangkan.

Petronas di Malam Hari

Kamis 17 Februari 2011
Ini hari terakhir kita di Kuala Lumpur, kami berempat harus berpisah, saya dan Iman melanjutkan ke Penang sedangkan Ipul dan Reza kembali ke Indonesia. Pukul 07.00 pagi kami mulai mengemasi kembali backpack kami dan berpamitan kepada Bu Elma, Host kami selama di Kuala Lumpur, tak lupa kami ucapkan terimakasih karena sudah mau direpotkan selama tiga hari ini padahal kenal juga baru tiga hari yang lalu. Memang begitulah konsep jaringan silaturahmi Couchsurfing, dari orang yang sebelumnya tidak kenal semakali bisa menjadi sahabat dekat. 

Di Depan Rumah Host Kami

Pesawat saya dari Kuala Lumpur menuju Penang berangkat pukul 16.00 jadi masih ada waktu setengah hari untuk menjelajah Kuala Lumpur, kemudian kami putuskan untuk kembali menuju Petronas sedangkan dua teman saya yang lainnya menuju LCCT untuk kembali ke Jakarta. Di KL Sentral kita berpisah sekitar pukul 10.00. 

Di Petronas kami menuju Petrosains yaitu sebuah tempat yang mirip museum dimana didalamnya kita bisa belajar banyak mengenai dunia Perminyakan dari eksplorasi hingga eksploitasi. Harga masuk petrosains ini Rm 12, namun berhubung kita masih Mahasiswa jadi dapat diskon sehingga cuman bayar Rm 9,8 cukup murah sih..

Di dalam petrosains kita akan diajak untuk memahami dunia perminyakan mulai dari Geologi bagaimana minyak itu bisa ada, jenis batuan dan lainnya. Kemudian berlanjut ke ruang yang menekshibisikan mengenai eksplorasi Minyak bumi mulai dari metoda-metoda Geofisika seperti Seismik, Gravity, Magnetik, dan lain-lain yang dibuat cukup attraktif. Menurut saya ini suatu bentuk pembelajaran yang menarik dan efektif.

Aplikasi Sesar Yang dibuat Atrraktif di Petrosains

Serasa Lagi Kerja di Offshore "Petrosains"

Gara-gara keasyikan di Petrosains ini hampir saja membuat kita ketinggalan pesawat ke penang, seandainya saja kita ketinggalan satu kereta dari petromas tower menuju KL-Sentral dipastikan kita bakal telat. Bayangkan pesawat kita sekitar jam 16.30an sedang jam 13.00 kita masih di petrosains, belum perjalanan ke KL Sentral dismbung perjalanan dari KL Sentral menuju LCCT. Namun keberuntungan masih menaungi kami sehingga kami masih bisa mengejar pesawat ke Penang, 

Perjalanan terus berlanjut, nantikan di cerita berikutnya...!!!
Pengeluaran Selama di Kuala Lumpur :
Selasa, 15 Februari 2011

Bus Dari Johor Baru ke Bukit Jalil = Rm 29
LRT dari Bukit Jalil ke Chan Sow Lin = Rm 1
Taxi dari Chan Sow Lin ke KL Sentra = Rm 10 dibagi berempat = Rm 2,5
Genting Theme Park Package = Rm 47
LRT dari KL Sentral ke KLCC (Petronas) = Rm 1,6
Beli Sim Card = Rm 15
Top Up Sim Card = Rm 20 (Buat Internet)
Makan Siang  = Rm 7.7 
Bus dari KL Tower ke Kampung Arab = Rm 1
Taxi dari Kampung Arab ke Masjid Jamee' = Rm 8 dibagi empat = Rm 2
Beli oleh-oleh di China Town  = Rm 6,5
LRT Dari China Town ke KL Sentral = Rm 1
Taxi dari KL Sentral ke Chow Sao Lin  = Rm 10 dibagi empat = Rm 2,5
Beli DVD vuat nyimpen foto = Rm 9
Sanack dan konsumsi lain = Rm 4,4 
Total Pengeluaran hari ini = Rm 142,4

Rabu, 16 Februari 2011

Taxi dari Chow Saw Lin ke KL Sentral = Rm 10 dibagi empat = Rm 2,5
Sarapan di KL KFC KL Sentral = Rm 5,3
Minum dan Snack selama di Genting Theme Park (GTP) = Rm2,5
Flying Coaster GTP = Rm 10
LRT KL Sentral ke KLCC (Petronas) = Rm 1
Bus KLCC ke Little India = Rm 1
Makan malam masakan india = Rm 8
Taxi dari Little India ke tempat nginep (CHow Saw Lin) Rm 8 dibagi empat = Rm 2
Total Pengeluaran hari ini = Rm 30,8

Kamis, 17 Februari 2011

Taxi dari Chow Saw Lin ke KL Sentral = Rm 10 dibagi empat = Rm 2,5
Sarapan KFC di KL Sentral = Rm 5,3
LRT KL Sentral - KLCC = Rm 1,6
Tiket masuk petrosains = Rm 9,8
LRT KLCC ke KL Sentral = 1,6
Bus KL Sentral ke LCCT = Rm 8
Snack dan Minum di perjalanan = Rm 2,7
Total Pengeluaran Hari Ini = Rm 31,2

Total Pengeluaran Selama di Kuala Lumpur 
= 142,4 + 30,8 + 31,2 = 204,4
Dengan kurs Rm 1 = Rp 3000, maka selama di Kuala Lumpur selama 3 hari saya menghabiskan dana sekitar Rp 613.200


Minggu, 09 September 2012

Jelajah Kota Singa Singapore "Backpacking"


Ini adalah perjalanan backpacking pertama saya ke luar negeri, backpacking yang saya tempuh hampir selama dua minggu ini mulai Sabtu 12 Februari 2011 sampai dengan 25 Februari 2011. Dari perjalanan dua minggu ini saya ingin sedikit berbagi catatan perjalanan dan bagaimana menjadi seorang backpacker yaitu seorang traveler bermodal minim.

Sabtu, 13 februari 2011
Berangkat dari Bandung jam 11.00 siang menuju travel yang mengantar kami ke Bandara Soekarno-Hatta. Dalam traveling ini saya tidak sendiri tapi ditemani oleh tiga teman satu asrama dengan saya, Sewaktu perjalanan menuju tempat travel sempat terjadi insiden yaitu teman saya jatuh dari motor untung tidak terjadi masalah serius sehingga dia masih bisa melanjutkan perjalanan ini. Namun hal tersebut sedikit mengganggu aktifitas fisik dia selama perjalanan ini karena kakinya keseleo dan tentunya rasa nyerinya tidak bisa hilang seketika.

Pesawat kami berangkat dari Jakarta pukul 18.00 malam dan sampai di Changi sekitar pukul 21.00 WIB dan di Singapore waktu lebih cepat satu jam (22.00). Di singapore rencananya kami akan habiskan selama 3 hari 2 malam. Disana kami menggunakan situs jaringan silaturahmi internasional (www.couchsurfing.org) untuk mendapatkan host tempat kami menginap selama disana selain itu kami juga mengunjungi kawan asrama kami yang ada di singapore yang sudah kerja disana. Oleh karenanya tidak ada pengeluaran biaya akomodasi tempat tinggal selama perjalanan kami di Singapore. Kadi cukup mengirit biaya pengeluaran.

Changi Airport

Sesampainya di Changi kita langsung menuju stasiun MRT di terminal 1 kalau tidak salah. Untuk naik MRT dan segala jenis transportasi yang ada di singapore ada dua cara yaitu dengan menggunakan kartu Ez-link atau bisa membeli karcis setiap kita mau menggunakan transportasi yang ada disana. Beberapa backpacker memilih untuk menyiapkan uang receh untuk setiap mau naik MRT atau transportasi lain tapi tidak bagi kami. Karena kami rasa menggunakan kartu Ez-link lebih praktis karena kartu ini akan terus berlaku dan akan habis masa berlakunya kalau tidak pernah dipakai selama 5 tahun. Jadi menggunakan kartu ini selalin kita tidak perlu menyiapkan uang receh sebelum naik transportasi, kartu ini sungguh praktis karena cukup menggesekan kartu ini setiap kali kita mau naik sesuatu. Dan kartu ini pun bisa diisi ulang. Akhirnya kami masing membeli kartu Ez-link seharga $ 12 singapore, dengan isi sebesar $ 7 di dalamnya. Oh ya $ 1 singapore sekitar Rp 7.000.

Setelah itu kami segera menuju ke rumah host kami yang berada di daerah Chlementi menggunakan MRT, kami sampai di Chlementi sekitar jam 23.00 dan dari stasiun MRT tersebut kami berjalan kaki menuju apartement tempat host kami yang tak jauh dari situ. dan sebelumnya kami membeli SIM card seharga $ 15 dengan isi pulsa sebesar $ 15 juga,  mungkin bagi beberapa orang SIM Card tidak begitu penting tapi bagi saya itu sangat penting karena saya akan banyak berhubungan dengan banyak orang di negara tersebut, sehingga saya selalu membeli SIM Card di setiap negara yang saya kunjungi. Dan saya juga tidak mau merepotkan host saya saat saya kesasar karena dengan kartu sim card tersebut saya bisa dengan mudah berhubungan dengan host saya.

Bareng anak CS Singapore

Tak lupa kami bawakan juga oleh-oleh Brownis Bandung untuk host kami, ya sebagai suatu bentuk ucapan terima kasih mau memberikan tempatnya untuk kami inapi. Beruntung waktu sampai di apartement host saya sedang ada pesta kecil-kecilan ternyata. Dan tentu saja banyak makanan disana, kebetulan sekali perut kami belum terisi dari tadi siang sehingga suatu rezeki bagi kami dengan adanya banyak makanan tersebut. Lumayanlah tidak perlu cari makan malam (otak backpacker nih,hehe). Setelah ngobrol ngalor ngidul mulai dari perkenalan kegiatan sehari-hari pengalaman traveling dan lain-lain akhirnya kami beristirahat sekitar pukul 02.00, wuuih hari yang cukup meletihkan juga, akhirnya bisa sedikit melepas lelah dengan mengistirahatkan badan kami.

Minggu, 14 Februari 2011.
Pukul 07.00 pagi kami semua sudah bangun, rencana pertama kami adalah bertemu kawan asrama kami yang kini sudah bekerja di Singapore, lalu diputuskan untuk bertemu di Clementi MRT Station yang kemudian dari situ menuju Jurong East tempat 2 orang dari kami bakal menginap (di kawan asrama kami) sedang dua lagi menginap di anak CS Singapore yang ada di Tampines (bagian timur singapore).

Setelah meletakkan backpack di Jurong East, kami segera menuju Orchad Road daerah yang terkenal dengan wisata belanjanya. Setelah puas berjalan-jalan sepanjang orchad (ya jalan-jalan saja tidak belanja,hehe) kami mampir di carrefour untuk beli snack dan minuman dan sarapan nasi lemak seharga $ 3.

Pukul 13.00 kami menuju Singapore Nasional Museum "Museum Kebangsaan Singapura" kalau di Indonesia ya seperti museum nasional di Monas, Namun dalam museumnya berbeda jauh. Di MKS (Musium Kebangsaan Singapura) kita dipandu oleh digital guide yang menjelaskan secara otomatis saat kita berada di ruangan tertentu. Masuk museum ini sebenarnya gratis namun untuk masuk gallerynya harus bayar $ 10 berhubung kami masih mahasiswa, walaupun mahasiswa Indonesia juga kami dapat diskon sehingga hanya membayar $ 5 saja.





Orchad Road dan Museum di Sekitarnya (Museum Kebangsaan Singapore dan Art Museum)

Setelah puas explore semua gallery ya walaupun tidak semua juga sih soalnya luas banget sih waktu ternyata sudah menunjukan pukul 16.00, Kami putuskan cukup untuk tur di MKS walaupun sebenarnya masih kurang waktu 2,5 jam disana. Dari sana kami berencana sholat ashar dulu di daerah rafles city dan sewaktu mau menuju stasiun MRT kami melihat ada art museum di seberang jalan. Jadinya masuk dulu deh ke museum art tersebut sampai jam 17.00an, Oh ya di singapore matahari terbenam itu sekitar pukul 19.00 jadi lebih lambat satu jam dibanding waktu indonesia barat.


Rafles City

Setelah selesai sholat ashar dan foto-foto di rafles city kami segera menuju Sentosa Island, sebuah pulau yang dikanal sebagai pusat hedonisme di Singapore, yang unik disana ada kasino dimana jika orang selain singapore yang masuk maka gratis namun jika yang masuk itu orang setempat harus bayar sebesar $ 100, sebuah kebijakan yang sebenarnya brilian dari pemerintah sana karena sangat menarik orang luar untuk menghabiskan uang di kasino tersebut. Di sentosa Island juga ada Universal studio, pantai-pantai dan huge merlion. Sepertinya pulau ini emang khusus untuk bersenang-senang. Dan menurut saya harus menghabiskan waktu seharian disini untuk bisa puas disana. Jadi mungkin next time ke singapore lagi akan dipuasin disini seharian.hehee.

Huge Merlion -sentosa island-

Casino

Universal Studio

Tak terasa waktu sudah jam 22.00 kami di Sentosa Island, jadi saatnya balik untuk istirahat secara seharian telah berjalan kalau dihitung bisa berkilo-kilo meter (lebay juga sih). Sewaktu di sentosa Island ini seorang kawan saya teringat bahwa kameranya tertinggal di Rafles city saat sholat ashar tadi jadi segera menuju rafles city kembali namun sayang kameranya sudah tidak ada. Kadang-kadang traveling memang butuh tumbal.:(

Dari rafles city kami kembali menuju Jurong East untuk pulang, keberuntungan menyelimuti kami malam itu karena kawan asrama kami yang sudah kerja di singapore mentraktir kami makan malam. Ya lumayan karena untuk makan kami hanya mengeluarkan uang sekali saja yaitu untuk makan siang. Sesampainya di Jurong East 2 orang stay disana sedang saya dan seorang lagi teman saya menuju Tampines untuk menginap disana. Berhubung sudah jam 01.00 maka tak ada lagi MRT sehingga kami naik Taksi cukup mahal juga ternyata sekitar $ 27 namun host kami yang baik hati yang membayarnya, Untuk sekedar balas budi saya kasih dua brownies lah ke dia..:)

Senin, 15 Februari 2011
Ini hari terakhir kami di Singapura, berhubung kita semua adalah mahasiswa NTU dan NUS merupakan tempat yang rencana awalnya akan kami kunjungi hari ini. Namun sebelum kesana kami ke Science Center dulu di kawasan Jurong East, Maklumlah anak science jadi waktu tiga jam lebih disini tidak terasa sama sekali tiba-tiba saja sudah jam dua siang padahal perasaan baru saja masuk (jam 11.00 padahal masuknya). Untuk masuk Science Center sebenarnya cukup mahal jadi  khusus bagi yang suka science saja karena memang bukan tujuan wisata utama di Singapore.

Di sana kita bisa belajar matematika, fisika, dan lain-lain yang dikemas secara sederhana dan menyenangkan. Bagi mereka yang traveling sambil menambah ilmu saya menyarankan untuk mengunjungi lokasi ini. Harga tiket masuknya sekitar $ 10, kebetulan waktu itu ada paket sekalian masuk ke snow city dan kami ambil juga, jadi kami beli tiket seharga $ 16 untuk masuk science center dan snow city.

Banyak sekali ruang pameran di science center mulai dari audio (belajar gelombang, bunyi dan lain-lain), Maxwell auditorium, DNA learning lab hingga tak ketinggalan robotic room. Sangat menambah ilmu dan wawasan sekali disana terutama segi science dan keilmuannya. Hal ini karena science yang rumit dikemas secara sederhana dan seperti bermain saja, maka tak heran disana banyak anak-anak seusia SD-SMP yang ramai berkunjung disana.
Di dalam Science Center

Dan saya merasa rugi masuk snow city, terlalu biasa dan tidak ada keistimewaan sama sekali selain lokasi bersalju. Dan yang paling sedih tidak bisa foto-foto disana.huu ditambah karena saya memakai celana pendek jadi harus sewa celana panjang seharga $ 4, lengkap sudah kekecewaan masuk snow city.

Snow city yang mengecewakan

Dari snow city sudah jam 15.00 ternyata, dan rencana ke NUS dan NTU kita batalkan dan segera menuju patung merlion di Marina Bay, Ikon wajib traveling ke Singapura. Namun sayang seribu sayang waktu kami sampai disana patung Merlionnya sedang dipugar. Ya akhirnya cuma bisa foto-foto dengan anaknya merlion yang kecil..hehehe

Pemandangan di marina bay sungguh menawan suatu lokasi yang wajib dikunjungi waktu traveling ke singapura, dan apabila saya ke singapura lagi next time tak akan melewatkan pemandangan alam di marina bay ini.

Merlion yang direnovasi

Esplanade

Balik dari marina bay kami segera packing untuk melanjutkan perjalanan ke KL via darat, sebelumnya kita menyempatkan makan dulu di dekat Jurong ya harganya standarlah $ 5 sudah sama minum (itu sudah menu ayam). Setelah makan kita menuju stasiun MRT terdekat menuju Kranji yang kemudian dari sana dilanjutkan menggunakan Bus ke Johor Baru, Bus ke johor baru ada dua pilihan yaitu yang bisa pakai Ez-link card dan yang tidak dan berhubung sudah malam ya naik seadanya saja dan dapat yang tidak bisa pakai Ez-link card harganya murah juga koq $ 1,3

Tepat pukul 22.00 kita tiba di keimigrasin singapura-malaysia setelah selesai urusan keimigrasian lalu perjalanan dilanjutkan ke Johor Baru yang kemudian ke KL menggunakan bus. Proses keimigrasian cukup mudah jika kurang tahu cukup saja ikuti rombongan-rombongan besar yang turun dari bis sangat mudah sekali, jadi follower saja.


Dari keimigrasian langsung menuju johor baru dimana bus kami sudah menanti, sampai bertemu di tulisan selanjutnya, Malaysia.

Pengeluaran selama di singapore :
Ez-Link Card : SGD 12
Top Up Ez-Link Card : SGD 20
Sim Card : SGD 15
Makan/konsumsi selama dua hari (total) : SGD 10
Masuk ke Museum Kebangsaan Singapura : SGD 5
Masuk Science center dan snow city : SGD 20
Total : SGD 82

dengan kurs SGD 1 = Rp 7.000 maka pengeluaran selama di singapura sekitar Rp 574.000 (3 hari dua malam)